NU Bontang

Khutbah Jumat: Muhasabah Waktu


 

Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ اْلأَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبابِ


Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Marilah kita semua dengan segenap hati selalu berikhtiar dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. karena hanya dengan ketaqwaan-lah akan mengantarkan kita kepada derajat mulia dihadapan Allah Dzat Yang Menguasai langit dan bumi. Yaitu dengan cara meningkatkan kualitas ibadah kita, diiringi dengan usaha menjauhi segala hal yang menjadi larangan -Nya. Taqwa adalah pakaian terbaik, pakaian yang tak pernah lekang oleh trend, yang tak pernah ketinggalan model, harganya dapat digapai oleh siapapun dan selalu pantas dipakai pada setiap keadaan dan zaman. 

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Waktu mengalun dengan pasti. Ia berjalan tanpa jedah dan henti. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Begitulah waktu bergulir. Tidak melamban juga tidak berjalan dengan terlalu cepat. Hanya saja, terkadang perasaan manusia-lah yang membuat waktu berjalan terasa menjadi lebih cepat berlalu dalam keadaan tertentu, dan menjadi sangat lamban dalam keadaan yang lain. Begitulah waktu berjalan, yang terus melangkah kedepan tanpa pernah lagi kembali kebelakang.

 

Seringkali kita melihat waktu hanya dalam terminologi sederhana. Menjadikan waktu hanya sebagai pembatas antara aktifitas satu dengan aktifitas kita yang lain, hanya sebagai pengingat, sebagai tanda, sekedar lembaran kalender ataupun jarum jam yang akan terganti saat telah usang dan tidak memiliki nilai manfaat. Sementara, jika kita mau berpikir lebih jauh dan dalam. Waktu bukan hanya sekedar jarum jam, bukan sekedar lemebaran kalender, bukan sekedar hari ataupun tahun. Adanya waktu merupakan bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190:


إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآياتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ


Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran : 190)


Pencipataan langit dan bumi, terjadinya siang dan malam merupakan bagian dari tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala. Siang ada kemudian hilang berganti malam. Malam ada kemudian redup dan tergantinkan oleh siang. Dibalik silih bergantinya siang dan malam, dibalik silih bergantinya hari, bulan juga tahun, ada sebuah proses yang dahsyat. Semua itu terjadi karena efek dari aktifitas makhluk-makhluk Allah subhanahu wa ta’ala yang ada dilangit. Yakni berputarnya bumi pada porosnya, berputarnya matahari pada peredarannya. Sehingga melahirkan dimensi waktu antara pagi menuju siang, siang menjadi sore, sore menjadi malam, malam menuju pagi, dan begitu seterusnya.


Dalam surat yasin ayat 38-40 Allah SWT berfirman:


وَٱلشَّمۡسُ تَجۡرِی لِمُسۡتَقَرّ لَّهَاۚ ذَ ⁠لِكَ تَقۡدِیرُ ٱلۡعَزِیزِ ٱلۡعَلِیمِ


Artinya: "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui." (QS. Yasin : 38)


وَٱلۡقَمَرَ قَدَّرۡنَـٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلۡعُرۡجُونِ ٱلۡقَدِیمِ


Artinya: "Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua." (QS. Yasin : 39)


لَا ٱلشَّمۡسُ یَنۢبَغِی لَهَاۤ أَن تُدۡرِكَ ٱلۡقَمَرَ وَلَا ٱلَّیۡلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِۚ وَكُلّ فِی فَلَك یَسۡبَحُونَ


Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Yasin : 40)


Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Manusia diliputi oleh waktu dan tak dapat terhindar dari liputan waktu. Kita pernah tidak ada, kemudian terlahir, pernah kecil, berkembang menjadi dewasa dan tua, suatu saat kita akan kembali tiada lagi. Itulah waktu yang meliputi manusia dan makhluk-makhluk Allah yang lainnya. Semua makhluk pernah berada dalam ketiadaan. Kemudian diadakan (diciptakan) oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan suatu saat akan kembali tiada. Berbeda dengan Dzat Allah subhanahu wa ta’ala. Satu diantara 20 dari sifat-Nya adalah Allah bersifat wujud, yang artinya Allah ada. Yakni keberadaan Allah tidak didahului oleh ketiadaan. Berbeda dengan kita manusia atau makhluk-makhluk yang lain. yang sebelumnya pernah tiada, kemudian ada dan kembali lagi tidak ada.


Wujud-Nya Allah tidak disebabkan oleh faktor lain. Namun tidak dengan manusia. Yang keberadaan mulanya membutuhkan sebab dan faktor. Adanya orangtua adalah menjadi faktor dan sebab manusia ada (terlahir). Bahkan saat lahir kita membutuhkan orang lain. Bisa dokter, perawat, bidan, dan seminimnya adalah tentu butuh sosok ibu yang melahirkan. Tanpa perantara ibu tak akan mungkin manusia terlahir. Ini menunjukkan betapa lemahnya kita sebagai manusia. Sedangkan Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa sebab. Dzat yang ada tanpa perantara suatu apapun. Sebagaimana dalam firman Allah yang terdapat pada surat al-Ihlas ayat 3:


لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ


Artinya: "(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan." (QS. Al-Ihlas : 3)



Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Allah adalah Dzat yang tidak memiliki permulaan. Sama sekali berbeda dengan makhluk. Setiap makhluk tentu pernah tidak ada. Bumi, langit, bulan, matahari, dan seluruh alam semesta dulu pernah tidak ada. Kemudian Allah menciptakan itu semua untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak hanya sekedar menciptakan semua itu. Tetapi juga memelihara dan mengaturnya. Sehingga alam semesta dan tata surya beredar masing-masing pada peredarannya. Semua dapat berjalan dengan selaras dan sebagaimana mestinya.


Maha Suci Allah, dari waktu. Yang kerap kita pandang sebagai sesuatu yang sederhana. Disana kita dapat menemukan manifestasi dari sifat-sifat Allah yang Agung. Maka tak heran, dalam banyak surat Allah SWT memulainya dengan menyinggung waktu. Seperti al-‘Asr, al-Lail, al-fajr, adh-Dhuha dan lain sebagainya. Ada pelajaran besar yang dapat kita ambil dari waktu. Tentunya, pelajaran-pelajaran itu hanya bisa di dapat oleh orang-orang yang mau berpikir.


Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Saat ini kita berada dipenghujung akhir tahun. Dan tahun baru telah berada di depan mata. Akhir tahun adalah Sebuah momentum yang pas dipergunakan untuk bermuhasabah. Berinstrospeksi diri. Berkontemplasi merefleksikan tentang apa-apa yang telah kita lakukan. Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar. Tentu telah banyak hal yang sudah kita lewati. Banyak hal yang telah kita perbuat. Sampai saat ini Allah subhanahu wa ta’ala masih memberikan kesempatan kepada kita. Masih memberikan nafas, umur dan kemampuan untuk berbuat sesuatu. Maka seharusnya ini dapat kita manfaatkan sebaik mungkin. Sebagai manusia tentulah tidak mungkin kita dapat selalu berbuat baik. Namun setidaknya, kita selalu memiliki upaya untuk berbuat baik. Agar usia yang kita miliki tidak sia-sia begitu saja. Rasulullah SAW bersabda:


خَيْرٌ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَ شَرٌّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ (رواه احمد)


Artinya: "Manusia terbaik adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan manusia terburuk adalah orang yang berumur panjang dan buruk amalnya." (HR. Ahmad).


Kesempatan adalah waktu yang sangat berharga. Ia tidak selalu datang saat kita menghendaki. Maka saat ia datang segeralah untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Atau kita akan termasuk dalam golongan orang-orang yang berpeluh dalam penyesalan.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ  

Khutbah II


الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


file PDF dapat di download disini

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama