NU Bontang

Baca Quran Di Kuburan


Oleh : KH. Makruf Khozin

Ketua Komisi Fatwa MUI

Direktur Aswaja Center Jatim

 

Di Madura tiap kampung memiliki Bhuju' (sesepuh yang menyebarkan Islam dan membuka lahan perkampungan). Kadang namanya sesuai dengan panggilannya. Kadang ada juga yang berdasarkan gelar masyarakat.


Ada kebiasaan masyarakat Madura memperingati haul Bhuju' ini setiap tahun. Sebenarnya tidak hanya di Indonesia, coba tanyakan ke para Mahasiswa Yaman yang melakukan Haul di makamnya Nabi Hud. Demikian pula di Mesir, Suriah dan sebagainya.


Di rangkaian Haul biasanya membaca Qur'an di makam. Cara ini di kawasan Bangkalan mulai ditemukan ajakan untuk meninggalkan baca Qur'an di kuburan karena bidah, katanya. Saya diminta untuk menjelaskan dalilnya.


Saya menyampaikan dalil yang disebutkan oleh para ulama ahli hadis, seperti riwayat berikut:


ﺳﺄﻟﺖ ﻳﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﻣﻌﻴﻦ ﻋﻦ اﻟﻘﺮاءﺓ ﻋﻨﺪ اﻟﻘﺒﺮ ﻓﻘﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺒﺸﺮ ﺑﻦ ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ اﻟﺤﻠﺒﻲ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ اﻟﻌﻼء ﺑﻦ اﻟﻠﺠﻼﺝ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻟﺒﻨﻴﻪ ﺇﺫا ﺃﺩﺧﻠﺖ اﻟﻘﺒﺮ ﻓﻀﻌﻮﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻠﺤﺪ ﻭﻗﻮﻟﻮا ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﻭﺳﻨﻮا ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺮاﺏ ﺳﻨﺎ ﻭاﻗﺮﺅﻭا ﻋﻨﺪ ﺭﺃﺳﻲ ﺃﻭﻝ اﻟﺒﻘﺮﺓ ﻭﺧﺎﺗﻤﺘﻬﺎ ﻓﺈﻧﻲ ﺭﺃﻳﺖ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺫاﻙ


Ibnu muhriz berkata: Saya bertanya kepada Yahya bin Ma'in (ulama ahli hadis) tentang membaca Qur'an di kubur. Ia berkata bahwa Mubasyir bin Ismail Al-Halabi bercerita dari Abdurrahman bin Ala' bin Lajlaj. Ia berkata kepada anak-anaknya jika memasukkan ke kubur maka masukkan ke liang lahat dan bacakan saat meletakan jenazah bismillah di atas agama Rasulullah. Dan bacakan di dekat kepalanya awal dan akhir surat Al-Baqarah, karena saya melihat Sahabat Ibnu Umar menganjurkan hal itu (Tarikh Ibni Ma'in)


Sekali lagi ada Sahabat bernama Ibnu Umar yang berwasiat di kuburnya dibacakan Al-Quran. Menurut Syekh Ibnu Taimiyah ini berlaku baik saat pemakaman dan kapan saja (Al-Masail). Masak ada Sahabat mengajarkan bidah?


Riwayat ini pula yang diterima oleh Imam Ahmad dari muridnya Muhammad bin Qudamah sehingga Imam Ahmad menganjurkan membaca Qur'an di makam. Riwayat ini cukup banyak disampaikan di kitab-kitab Mazhab Hambali.


• Maaf tegang, karena di kanan kiri saya banyak kuburan di kawasan Galis Dajah, Bangkalan. Jadi pendengarnya minal ahya' wal amwat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama