NU Bontang

Khutbah Jumat: Kiat Menjaga Tangan dan Lisan





Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Lisan adalah salah satu anugerah besar yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan lisan, kita dapat saling menjalin komunikasi. Dengan lisan, kita bisa membuat orang lain bahagia yaitu dengan cara memuji atau menyanjungnya. Melalui lisan kita bisa menyampaikan ilmu pengetahuan dan nasihat. Juga dengan lisan, kita dapat membasahi bibir kita untuk berdzikir kepada Allah. Itulah salah satu hikmah Allah SWT menganugerahkan lisan kepada manusia. Lisan akan memberikan manfaat besar jika dipergunakan sebagaimana mestinya.


Namun lisan juga kerap menjadi salah satu sumber dosa. Sumber fitnah dan gunjingan bermula dari lisan. Lisan dapat menjadi sebab hubungan sesama manusia menjadi renggang

 

bahkan putus. Karena lisan inilah kerap membuat hubungan kita dengan yang lain menjadi tidak harmonis. Karena lisan, bisa membuat manusia satu dengan yang lainnya saling baku hantam. Adanya kasus pembunuhan tak jarang terjadi disebabkan bermula dari lisan. Lisan adalah anggota tubuh yang tak bertulang, tetapi jika kita salah dalam mengendalikannya lisan bisa menjadi sesuatu yang lebih berbahaya dari tajamnya pedang.


Maasyiral Muslimin rahimakumullah.

Anugerah lisan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita ibarat dua mata pisau. Satu sisi memiliki manfaat yang besar, disisi lain juga kerap menjadi sumber malapetaka. Mengendalikan lisan adalah pilihan terbaik untuk menjaganya. Agar apa yang keluar dari lisan kita tidak sampai membuat orang lain tersakiti, agar apa yang kita ucapkan tidak menjadi pisau tajam yang dapat melukai hati yang lain. Rasulullah dalam salah satu haditsnya bersabda:



Artinya: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata Baik atau diam." (Muttafaqun Alaih)

Untuk dapat mengendalikan lisan hanya ada dua pilihan yaitu berkata baik atau diam. Berkata baik artinya mengucapkan hal- hal yang baik dan bermanfaat. Tidak membicarakan hal yang sia-sia. Karena berbicara sesuatu yang sia-sia, yang tidak membawa maslahat terkadang menjadi awal pembicaraan yang melantur pada perkara-perkara haram. Seperti membicarakan keburukan dan kekurangan orang lain. Itulah yang terjadi pada umumnya. Maka diam adalah menjadi pilihan terbaik.
 
Rasulullah dalam salah satu haditsnya beliau bersabda:

Artinya: "Siapakah yang paling utama diantara kaum muslimin?", beliau menjawab: "Yaitu ketika orang Islam lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR. Bukhari)

Label muslim dengan predikat terbaik diberikan kepada seorang muslim yang dapat menyelamatkan muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya. Terlebih, di era saat ini, yaitu era media sosial. Ucapan tidak hanya bersumber dari lisan, bisa juga bersumber dari tangan kita yakni berupa tulisan. Membuat orang lain selamat dari tangan untuk era sekarang tidak hanya diartikan sebagai gangguan yang bersifat fisik tetapi juga gangguan dari kalimat-kalimat yang kerap di tulis oleh tangan kita yang kemudian di unggah di media sosial seperti facebook, instagram, twitter dan lain sebagainya. Jika kita menulis sesuatu di media sosial hendaknya tulisan yang kita tulis adalah sesuatu yang bermanfaat dan mengandung hikmah. Bukan untuk menyinggung, mencemo’oh, ghibah atau menyakiti yang lainnya. Karena apa yang dikerjakan kaki dan tangan kita kelak semua akan dimintai pertanggung- jawabannya oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam surah yasin ayat ke 65:


Artinya: “Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Yasin: 65)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Adanya pertanggung-jawaban atas apa yang dilakukan tangan dan kaki kita dihadapan Allah SWT adalah bagian dari bentuk ke-Mahaadilan Allah SWT. Agar manusia senantiasa berpikir dan senantiasa berhati-hati atas segala yang diperbuat. Dengan mengingat adanya konsekuensi dari setiap apa yang kita lakukan dapat menjadi kontrol bagi diri kita agar menjadi pribadi yang bisa menyelamatkan diri kita pribadi dan juga menyelamatkan orang lain dari tindak-tanduk yang kita lakukan. Baik itu dari tangan, kaki, ataupun lisan kita.

Berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara adalah salah satu cara untuk dapat mengkontrol apakah ucapan yang ingin kita ucapkan itu baik atau tidak, bermanfaat atau tidak. Sebelum kita berucap, seyogyanya kita pikirkan matang-matang terlebih dahulu apa yang hendak kita bicarakan. Jangan sampai kita berbicara hanya menuruti hawa nafsu kita sehingga tidak berpikir dampak dari apa yang dibicarakan. Banyak orang- orang yang tergelincir karena lisannya sebab mereka tidak berpikir terlebih dahulu atas apa yang hendak mereka ucapkan. Rasulullah SAW telah mengingatkan kita semua mengenai masalah ini. Beliau bersabda:

Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba bisa tergelincir ke neraka lantaran mengucapkan perkataan tanpa dipikir terlebih dahulu. Dimana luas neraka itu lebih luas dari jarak antara timur dan barat (Muttafaqun Alaih)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah.
Selanjutnya, fungsi terbaik lisan adalah ketika digunakan untuk berdzikir kepada Allah. Sering kali lisan kita, kita gunakan untuk berbicara pada hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan sia-sia. Banyak bicara, terlebih apa yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak memiliki asas manfaat bisa membuat hati kita menjadi keras. Dampak dari kerasnya hati memiliki efek yang besar dan akan berpengaruh dalam hidup kita. Kerasnya hati menjadikan sesorang susah memerima nasihat, membuat hilangnya kepekaan sosial, dan akan membuat seseorang semakin jauh dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
 

Artinya: "Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras." (HR. Tirmidzi)

Kita berdoa semoga kita semua diberikan kemampuan untuk mengendalikan lisan dan tangan kita agar tidak menyakiti hati orang lain. Dan semoga kita bisa menggunakan anugerah tangan dan lisan ini untuk melakukan hal-hal yang baik sehingga ketika kita dimintai pertanggung-jawaban dihadapan Allah rapor yang kita terima adalah rapor dengan nilai-nilai yang baik, yang mampu mengantarkan kita menuju syurganya Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin.


File PDF dapat di download di sini






Post a Comment

Lebih baru Lebih lama