NU Bontang

Retorika Dakwah Islam: Menginspirasi dan Menggerakkan Jiwa Menuju Kebenaran



Oleh: KH. Buchory Nur Hadi, LC.K (Ketua LDNU Bontang)


Alloh Ta'ala berfirman ;

 كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

110. Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Qs Ali Imroon)


Dakwah Islam merupakan suatu upaya menyampaikan pesan-pesan kebenaran agama Islam kepada masyarakat dengan menggunakan metode dan bahasa yang efektif dan menarik. Salah satu aspek penting dalam menyampaikan dakwah adalah retorika, yaitu seni berbicara dan menyampaikan pesan secara persuasif, berdaya guna, dan berkesan. Retorika dalam dakwah Islam menjadi kunci untuk menginspirasi dan menggerakkan jiwa manusia menuju kebenaran.


I. Pengertian Retorika Dakwah Islam


Alloh Ta'ala berfirman ;

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (Qs An Nahl) 


Retorika dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah "khithobah" atau "al-bayan." Secara umum, retorika dakwah Islam merupakan seni berbicara atau komunikasi efektif yang bertujuan untuk menyampaikan ajaran Islam dengan jelas, meyakinkan, dan menggugah emosi dan pikiran pendengar. Tujuan utama dari retorika dakwah adalah mengajak manusia untuk mendekati kebenaran dan keimanan kepada Allah SWT.


II. Komponen-Komponen Retorika Dakwah Islam


Alloh Ta'ala berfirman ;

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهٖ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۗفَيُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

4. Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.( As Ibrohim)


a) Penggunaan Bahasa yang Elok dan Lugas: Bahasa yang digunakan dalam dakwah haruslah mudah dipahami oleh target audiens. Dakwah tidak boleh menggunakan bahasa yang kaku atau terlalu teknis sehingga sulit dimengerti. Rasulullah SAW dan para sahabatnya dikenal sebagai orang-orang yang mahir dalam menggunakan bahasa yang lugas, sederhana, namun bermakna mendalam.


b) Penyusunan Pesan yang Terstruktur: Pesan dakwah haruslah tersusun secara sistematis dan terstruktur agar mudah dicerna oleh pendengar. Penyusunan pesan yang baik akan memudahkan audiens untuk mengikuti isi dakwah dan merenungkan maknanya.


c) Menggunakan Alat Bantu Visual dan Audio: Penggunaan alat bantu seperti gambar, video, atau rekaman audio dapat memperkuat pesan dakwah dan membuatnya lebih menarik. Rosululloh SAW sering menggunakan contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari atau menunjukkan tanda-tanda kebesaran Alloh SWT untuk mendukung dakwahnya.


d) Mengenal Target Audiens: Seorang da'i perlu mengenal karakter dan latar belakang audiensnya. Dengan memahami audiens, seorang da'i dapat menyampaikan pesan dakwah dengan pendekatan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan pendengar.


e) Menggunakan Gaya Bahasa yang Efektif: Retorika dakwah mencakup penggunaan gaya bahasa yang tepat. Selain mengandalkan hikmah dan kelembutan, dakwah juga dapat menggunakan gaya bahasa tegas ketika diperlukan untuk menyampaikan pesan dengan jelas.


f) Menggugah Emosi Pendengar: Sebuah dakwah yang efektif mampu menyentuh hati dan menggugah emosi pendengarnya. Memahami situasi dan perasaan audiens dapat membantu seorang da'i menyampaikan dakwah dengan lebih empati.


g) Memberikan Solusi Konstruktif: Dakwah Islam tidak hanya menyampaikan masalah, tetapi juga memberikan solusi yang konstruktif dan mendidik. Solusi yang diajukan haruslah berdasarkan ajaran agama Islam yang otentik dan relevan dengan masalah yang dihadapi audiens.


III. Keunggulan Retorika Dakwah Islam


Alloh Ta'ala berfirman ;

وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

33. Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (Qs Fushshilat)


a) Menggerakkan Jiwa Menuju Kebenaran: Retorika dakwah yang baik mampu menggerakkan jiwa manusia menuju kebenaran. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan dengan penuh kasih sayang dan hikmah dapat merubah pandangan hidup dan perilaku seseorang menuju yang lebih baik. Alloh Ta'ala berfirman ;

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (Qs Al Ashr)


b) Memperkuat Persaudaraan Umat: Dakwah yang menggunakan retorika yang tepat dapat memperkuat persaudaraan umat Islam. Pesan dakwah yang menekankan persatuan, toleransi, dan saling pengertian akan membantu menciptakan masyarakat yang harmonis. Alloh Ta'ala berfirman ;

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

10. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (Qs Al Hujuroot)


c) Menyebarkan Nilai-Nilai Kemanusiaan: Retorika dakwah juga bertujuan untuk menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, seperti cinta kasih, keadilan, dan perdamaian. Ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial dan keadilan. Alloh Ta'ala berfirman ;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs Al Hujuroot). 


d) Melawan Ekstremisme dan Intoleransi: Retorika dakwah yang berfokus pada nilai-nilai moderat dan pemahaman yang benar tentang Islam dapat membantu melawan ekstremisme dan intoleransi dalam masyarakat.

Rosululloh saw bersabda dalam sebuah hadits:

فَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ مِنْ شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ شَانَهُ

“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya”(HR. Abu Dawud, sanad: shohih).


e) Mengajak Kepada Kebajikan dan Kebaikan: Dakwah Islam yang berbasis retorika yang baik akan mengajak masyarakat untuk berbuat kebajikan dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Alloh Ta'ala berfi'man ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ۩۝

Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (Qs Al Hajj)


IV. Tantangan dalam Retorika Dakwah Islam


Alloh Ta'ala berfirman ;

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

17. Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. (Qs Luqman). 


a) Misinterpretasi Ajaran Islam: Salah satu tantangan besar dalam retorika dakwah adalah misinterpretasi ajaran Islam. Oleh karena itu, para da'i harus berkomitmen untuk menyampaikan pesan Islam secara akurat dan mencari pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama.


b) Pengaruh Media Sosial: Era digital dan media sosial membawa tantangan baru dalam menyampaikan dakwah. Pesan dakwah bisa cepat tersebar, tetapi juga bisa mudah terdistorsi dan disalahgunakan.


c) Polarisasi Masyarakat: Masyarakat yang terpolarisasi dapat sulit menerima pesan dakwah dengan terbuka. Para da'i perlu mengatasi polarisasi ini dengan pendekatan yang bijaksana dan bijaksana.


d) Tantangan Bahasa dan Budaya: Ketika menyampaikan dakwah di berbagai negara dan budaya, tantangan bahasa dan budaya mungkin timbul. Da'i perlu menguasai bahasa lokal dan memahami kebiasaan budaya setempat untuk menyampaikan pesan dengan efektif.


V. Kesimpulan


Retorika dakwah Islam merupakan seni berbicara dan menyampaikan pesan kebenaran agama dengan cara yang efektif dan menggerakkan hati manusia. Dengan penggunaan bahasa yang elok, penyusunan pesan yang terstruktur, dan pemahaman audiens yang baik, dakwah Islam dapat memainkan peran penting dalam menginspirasi dan membimbing masyarakat menuju kebenaran dan kebajikan. Meskipun ada tantangan dalam menyampaikan dakwah, semangat dan komitmen para da'i dalam menyampaikan ajaran agama dengan bijaksana akan memberikan dampak yang positif dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan harmonis.


والله أعلم بالصواب

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama