NU Bontang

'Makna Baru' Nabi Tidak Kenyang Dan Tidak Makan Malam


Dulu saya mengira hadis-hadis yang ada dalam tema ini dikarenakan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ingin menunjukkan contoh hidup sederhana, berempati dengan berada di barisan orang-orang yang tidak mampu atau makna lainnya. Berikut adalah hadis-hadisnya:


ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: «ﻣﺎ ﺷﺒﻊ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺃﻫﻠﻪ ﺛﻼﺛﺎ ﺗﺒﺎﻋﺎ ﻣﻦ ﺧﺒﺰ اﻟﺒﺮ ﺣﺘﻰ ﻓﺎﺭﻕ اﻟﺪﻧﻴﺎ»


Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan keluarganya tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut dari roti hingga beliau wafat (HR Tirmidzi)


Di hadis lain:


ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﻗﺎﻝ: «ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺒﻴﺖ اﻟﻠﻴﺎﻟﻲ اﻟﻤﺘﺘﺎﺑﻌﺔ ﻃﺎﻭﻳﺎ ﻭﺃﻫﻠﻪ ﻻ ﻳﺠﺪﻭﻥ ﻋﺸﺎء ﻭﻛﺎﻥ ﺃﻛﺜﺮ ﺧﺒﺰﻫﻢ ﺧﺒﺰ اﻟﺸﻌﻴﺮ»


Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah selama beberapa malam secara terus-menerus beliau dalam keadaan lapar dan keluarganya tidak menemukan makan malam. Kebanyakan yang mereka konsumsi adalah roti gandum (HR Tirmidzi)


Bulan lalu saya melakukan cek darah dan ternyata hasilnya melebihi dari batas maksimal. Misalnya Kolesterol Total: 200, hasilnya: 267. Trigliserida: 150, hasilnya 355. LDL 100, hasilnya 176. Asam urat: 3,4-7,0 sementara hasilnya 8,7.


Saya pun berkonsultasi melalui telemedicine dengan dokter PDNU (Persatuan Dokter NU), dr Heri Munajib  SpS (spesialis saraf) dan dokter SasQa SasQa SpJP(K), FESS, FAsCC, FASE (maaf jika keliru, Bu dokter). Beliau-beliau menyarankan agar mengurangi makanan yang memiliki karbohidrat dan dibantu dengan beberapa obat. Alhamdulillah saya sudah mengurangi gorengan, gula, makanan yang terbuat dari bahan tepung, juga makan nasi. Hasil laboratorium LDL pun turun jadi 139. Trigliserida turun ke 261. Asam urat sudah normal.


Sekarang saya baru mengerti bahwa Nabi dan keluarganya yang tidak makan malam justru sesuai anjuran para dokter saat ini. Nabi yang tidak pernah kenyang jutsru itulah yang terhindar dari banyak penyakit. Insya Allah akan terus menjaga tren pola sehat ini sesuai arahan ahlinya yakni para dokter dan ternyata sesuai dengan pola hidup Nabi.

Oleh: KH. Makruf Khozin

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama