Ziarah Kubur Saat Pulang Kampung
Desa Kampao Blega, Bangkalan
Pengajian Haul
Idul Adha
Jarang-jarang saya ngaji 1 jam lebih, kecuali tadi malam di Desa Kampao Belgia, eeeee Blega, Bangkalan. Karena saya sampai lokasi jam 20.30, berselang 30 menit langsung giliran pengajian. Jadi saya tidak kelelahan menunggu dan susunan acaranya ringkas. Para hadirin dan hadirat duduk tenang, tidak ada yang beranjak dan tidak ada anak kecil berlarian di depan panggung. Terutama lagi sound system bagus. Bukan sound systemnya orkes.
Rupanya di kampung tersebut warganya sedang Toron, mudik saat Idul Adha, bukan di bulan Syawal. Mereka yang merantau ke Jakarta, Bali dan sebagainya pulang kampung. Momentum ini dibarengi dengan Haul sesepuh (istilah Madura Bhuju').
Saya menyiapkan materi tentang Haul. Tetapi karena Kiai Ali Imron Mukhtar, dari Pondok Pramiyan Srisih, Sampang -yang kebanyakan warganya alumni pesantren tersebut- mengawali dengan anjuran ziarah ke makam orang tua dan kerabat, akhirnya mempengaruhi materi pengajian saya.
Hadis Tentang Ziarah Kubur Rasulullah ﷺ
Nabi shalallahu alaihi wasallam saat dari Madinah menuju Mekah pada tahun ke 6 Hijriyah mampir ziarah ke makam ibunya:
فلما مر رسول الله، صلى الله عليه وسلم، في عمرة الحديبية بالأبواء قال: إن الله قد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه، فأتاه رسول الله، صلى الله عليه وسلم، فأصلحه وبكى عنده، وبكى المسلمون لبكاء رسول الله، صلى الله عليه وسلم، فقيل له فقال: أدركتني رحمتها فبكيت
Terjemahan: Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melewati Desa Abwa' saat Umrah Hudaibiyah, maka Nabi bersabda: "Sungguh telah diizinkan bagi Muhammad untuk ziarah kubur ibunya". Nabi mendatangi makamnya lalu memperbaikinya. Nabi menangis dan para Sahabat juga menangis karenanya. Setelah ditanya, Nabi menjawab: "Aku menjumpai kasih sayangnya, maka aku menangis"
(HR Ibnu Sa'ad dalam Thabaqat Al-Kubra, 1/116)
Di hadis lain, ada riwayat yang menyebut kejadian pada tahun 8 Hijriyah saat Fathu Makah, Nabi juga ziarah kembali ke makam ibunya:
قد كنتُ نهيتُكم عن زيارةِ القبورِ فقد أُذِنَ لمحمدٍ في زيارةِ قبرِ أمِّه فزوروها فإنها تُذَكِّرُ الآخرةَ
Terjemahan: "Aku melarang kalian ziarah kubur. Sungguh telah diizinkan bagi Muhammad untuk ziarah kubur ibunya. Maka ziarahlah kalian. Karena ziarah kubur dapat mengingatkan akhirat"
(HR Al-Mundziri, Syekh Albani memasukan ke dalam Sahih Targhib)
Pesan Untuk Perantau
Sebagaimana Kiai Ali Imron mengingatkan warga Kampao yang merantau agar tidak melupakan para pendahulunya, karena boleh jadi kesuksesan hari ini adalah perjuangan orangtua terdahulu, sehingga saat ziarah kubur dari alam Barzakh masih mengenal anak-cucu. Karena kebetulan saya pernah baca kitab-kitab Imam Suyuthi, maka saya kuatkan dengan keterangan berikut:
Pendapat Para Ulama
قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ اْلأَحَادِيْثُ وَاْلآثَارُ تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الزَّائِرَ مَتَى جَاءَ عَلِمَ بِهِ الْمَيِّتُ وَسَمِعَ سَلاَمَهُ وَأَنِسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ وَهَذَا عَامٌّ فِي حَقِّ الشُّهَدَاءِ وَغَيْرِهِمْ فَإِنّهُ لاَ يُوَقَّتُ قَالَ وَهُوَ أَصَحُّ
Ibnu al-Qayyim (murid Ibnu Taimiyah) berkata: "Hadis dan dalil dari para Sahabat menunjukkan bahwa ketika peziarah datang, maka mayit mengenalnya, mendengar salamnya, senang dengan kedatangannya dan menjawab salamnya. Hal ini berlaku umum, baik untuk orang yang mati syahid atau yang lainnya, dan hal ini berlaku setiap waktu. Ibnu al-Qayyim berkata: Ini adalah pendapat yang lebih kuat"
(al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam Busyra al-Kaib I/10)
Diperkuat oleh Syekh Ibnu Taimiyah:
ﻭاﺳﺘﻔﺎﺿﺖ اﻵﺛﺎﺭ ﺑﻤﻌﺮﻓﺔ اﻟﻤﻴﺖ ﺃﻫﻠﻪ ﻭﺑﺄﺣﻮاﻝ ﺃﻫﻠﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﻳﻌﺮﺽ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺟﺎءﺕ اﻵﺛﺎﺭ ﺑﺄﻧﻪ ﻳﺮﻯ ﺃﻳﻀﺎ ﻭﺑﺄﻧﻪ ﻳﺪﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﻔﻌﻞ ﻋﻨﺪﻩ ﻓﻴﺴﺮ ﺑﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﺣﺴﻨﺎ ﻭﻳﺘﺄﻟﻢ ﺑﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻴﺤﺎ
Terjemahan: Sudah tersebar riwayat bahwa mayit mengetahui keluarga dan keadaan mereka beserta temannya. Hal itu diberitahukan kepada mereka. Telah sampai pula riwayat bahwa mayit bisa melihat dan tahu apa yang diperbuat di sisinya. Maka mayit senang jika yang dilakukan baik. Dan mayit merasa sakit jika yang dilakukan adalah kejelekan
(Majmu' Fatawa, 24/362)
Tapi sayangnya Syekh Ibnu Taimiyah tidak menyebut bahwa para arwah masih bisa mendoakan untuk orang yang hidup. Dalilnya ada di slide.
Catatan Penulis:
Seperti biasa, setelah pengajian saya kirim filenya, sebagai bukti apa yang saya sampaikan berdasarkan dalil dan ijtihad ulama.
إرسال تعليق